Wednesday, December 5, 2012

Balada Keiko, Sophistokrat di Lembah Bernoda

Keiko
Foto: Ilustrasi
Bisnis esek-esek telah membuat nama Keiko, terdakwa sebagai mucikari online nasional, melambung ke jagad berita. Ia melambung bukan sebagai sosialita, tapi sebagai ‘sophistokrat’ kriminal di lembah yang berlumpur dan bernoda, meminjam syair lagu Krisbiantoro.

Di ruang publik, ia dibenci orang-orang beriman, tapi dikagumi para lelaki ‘hidung belang’. Ia telah ‘mengilhami’ banyak orang untuk menjalankan bisnis ‘pasar daging’ yang tak pernah garing.
Terdakwa Keiko namanya melambung karena kasus prostitusi online yang dilakoninya melibatkan dua ribu lebih perempuan muda untuk dijual, kepada lelaki hidung belang kelas platinum, dari pengusaha hingga pejabat di seluruh Indonesia.

Aparat polisi menyebut terdakwa Yunita alias Keiko hanya memiliki 30 anak buah, bukan 1.600 seperti yang diberitakan. Namun cukup rapi dan terorganisir, seperti jaringan mafia di ruang yang gelap dan getir.
Ada pengakuan mengejutkan dari Keiko. Kepada polisi, bahwa dia mengaku kerap memasok pekerja seks komersial (PSK) untuk pejabat di berbagai daerah. Bahkan ia memiliki sekitar 50 perwakilan (mucikari atau germo) di daerah-daerah tersebut.

Melalui mereka, para pejabat melakukan pesanan. Wilayah bisnis Keiko tersebar dari Bali, Jatim, Jakarta, Jateng hingga provinsi-provinsi di Kalimatan. Keiko yang mengordinasi kerja anak buahnya dari Surabaya dan Denpasar, Bali.

Apabila sudah 'deal' dengan tarif Rp1,5 juta hingga Rp5 juta untuk short time (1-3 jam), seorang pejabat atau pengusaha bisa ditemani oleh perempuan muda yang sudah terseleksi.

Perempuan binaan kelompok Keiko, tidak sembarangan. Konon, rata-rata mereka adalah model, mahasiswi, purel (public relation) dan sales promotion girl (SPG) berusia 19-22 tahun. Selain itu, dia juga menyanggupi jika ada pesanan khusus berupa perempuan yang masih 'gadis' atau dari profesi lain.
Berdasar informasi yang diperoleh dari penyidik kasus tersebut, banyak pelanggan yang belum mengetahui penangkapan Keiko. Pasalnya, ada ratusan 'surat' di BB Keyko yang memesan 'ayam' untuk menemani. Tak urung, pesan dari para pejabat pemerintahan dan petinggi perusahaan swasta itu langsung dicatat penyidik.

“Tetapi, banyak juga pejabat dan petinggi itu berusaha meminta pembebasan Keiko setelah mengetahui dia sudah tertangkap," kata seorang penyidik. Luar biasa !

Ratu seks komersial ini telah menjadi legenda kelabu dalam sejarah perempuan di negeri ini, yang untuk sebagian begitu bersemangat menuntut emansipasi dan kesetaraan gender. Kehadiran Keiko menjadi pukulan tersendiri bagi para feminis karena jual beli tubuh itu berkelit kelindan dari ruang kampus sampai hotel bintang lima dan menyeret banyak korban. Bayangkan, berapa gadis yang telah diperdaya dan dijajakan olehnya?

Keiko kini diadili, dan mungkin segera masuk bui, namun kita khawatir Keiko-Keiko baru lahir kembali. Seperti cendawan di musim hujan, patah tumbuh hilang berganti
sumber :http://nasional.inilah.com/read/detail/1934388/balada-keiko-sophistokrat-di-lembah-bernoda