Monday, March 23, 2015

Aneh,Inilah Desa yang Penduduknya Gak Bisa Tua

Bernama Nagoro sobat , yang merupakan sebuah desa kecil di selatan Jepang yang memiliki daya tarik tersendiri. Ada satu hal yang menyebabkan desai ini menjadi perhatian dan membangkitkan rasa penasaran, yakni penduduknya yang tak terlihat tua sejak 52 tahun silam.

Usut punya usut sobm ternyata ini adalah ulah seorang yang dinamakan nenek Tsukimi Ayano, yang saat ini menginjak usia 65 tahun. Ialah yang membuat para penduduk desa ini terlihat selalu muda. Padahal, ia tak memiliki kemampuan ilmu magic ataupun voodoo untuk membangkitkan jasad. Ia hanya pintar menyulam.

Soo, penduduk desa yang awalnya hanya 35 orang, ia sulap menjadi 350 orang yang kesemuanya terlihat muda. Hal tersebut karena penambahan drastis penduduk boneka yang di sulam oleh nenek Ayano.

Ets, jangan salah sangka dulu. Jadi penduduk di sana yang tidak bisa menua bukannya manusia, melainkan boneka atau orang-orangan sawah.

Total penduduk desa Nagoro hanya 35 orang. Banyak warga usia produktif memilih pergi ke kota. Sehingga yang tersisa di desa ini hanya mereka yang telah lanjut usia. Bahkan sekolah di desa itu ditutup pada 2012 lalu, setelah meluluskan murid terakhir mereka. Saat itu Ayano muda berinisiatif membuat orang-orangan sawah untuk menjaga kebunnya, karena menyukai hal tersebut, akhirnya ia menyulam boneka yang mirip manusia hingga kini.

"Di desa ini jumlah penduduknya hanya 35 orang. Tapi sekarang ada 350 orang-orangan sawah. Jadi sekarang 'penduduknya' bertambah banyak," kata Ayano.

Uniknya, orang-orangan sawah itu diletakkan di berbagai sudut desa. Ada di dalam rumah, di ruang kelas, di sawah, di atas pohon, di pinggir jalan, bahkan di terminal bus.

Setiap orang-orangan sawah karya Ayano dibuat dari bahan dasar kayu dengan kertas koran dan kain sebagai isinya. Namun karena cuaca yang kadang merusak orang-orangan sawah tersebut, Ayano pun tak segan menggantinya dengan yang baru.

Bahkan, Ayano pun mengaku sering diminta oleh para warga sekitar untuk membuat boneka keluarga mereka yang telah meninggal atau yang telah bermigrasi ke kota.

"Kadang mereka minta dibuatkan untuk mengingatkan pada nenek atau kakek mereka. Jadi orang-orangan ini bisa membangkitkan kenangan," kata Osamu Suzuki, salah satu warga Nagoro.

Atas fenomena ini, kini banyak sekali para Turis yang berdatangan ke desa ini. Mereka beranggapan apabila datang ke desa tersebut, waktu terasa berhenti.via (Washingtonpost.com)

No comments:

Post a Comment