Wednesday, November 6, 2013

YANG HUIYAN Ratu Properti dari Negeri China

Ketika sektor properti China tumbuh pesat, ada sebuah nama yang mengambil peranan cukup besar. Dialah Yang Huiyan, wanita muda yang cantik dan namanya saban tahun masuk dalam jajaran wanita kaya versi Majalah Forbes. Kekayaannya tercatat sebesar US$ 7,2 miliar. Maklum saja, dia adalah pemilik real estate Country Garden Holdings Ltd yang merajai pasar properti di China.

Dalam sembilan bulan pertama 2012, Country berhasil membukukan pendapatan US$ 3,7 miliar. Perusahaan ini juga menoreh catat laba US$ 617 juta. Properti di kawasan Buoyant mendongkrak penjualan Country. Pangsa pasarnya mencapai 75% dalam 12 bulan. Di awal tahun 2013, Country menjual obligasi bertenor 10 tahun senilai US$ 750 juta untuk mendanai 110 proyeknya.

Huiyan memperoleh perusahaan dari sang ayah, Yeung Kwok Keung. Sejak kecil, wanita kelahiran 1981 ini memang telah dipersiapkan untuk mengambil tongkat estafet perusahaan yang didirikan tahun 1997 itu.Country Garden merupakan perusahaan properti berkantor pusat di provinsi Guangdong dan fokus pada pembangunan vila, ruko, dan apartemen berukuran besar.

Makanya, anak kedua dari tiga bersaudara ini sejak remaja selalu mengikuti sepak terjang sang ayah untuk memburu lahan-lahan kosong, bernegoisasi, hingga membangun gedung-gedung. Bahkan, saat usia Huiyan masih 13 tahun, dia kerap diajak melihat rapat-rapat penting perusahaan. Pengalaman itu membekas di benaknya. Ketika ayahnya bertanya, apakah dia mau meneruskan bisnis keluarganya, dengan mantap Huiyan mengangguk.
Tak heran, selepas lulus pendidikan menengah, ayahnya pun mengirim Huiyan ke Amerika Serikat (AS). Di sana, dia mengambil pendidikan pemasaran dan logistik di Ohio State University. Tahun 2005, saat dinyatakan lulus, Huiyan langsung balik ke China dan bergabung dalam perusahaan sang ayah. Saat usianya menginjak 24 tahun, Huiyan sudah menjabat direktur eksekutif dan bertugas mengurusi bisnis logistik dan pengembangan perusahaan.

Di sinilah kemampuan Huiyan teruji. Perusahaan dimintanya fokus pada pembangunan vila, ruko, dan apartemen berukuran besar. Lokasi pembangunan tidak hanya di Guangdong, namun di provinsi lain, seperti Hubei. Tak hanya itu, Huiyan juga mendatangkan tim ahli dari Negara Paman Sam untuk keperluan bisnis dan belajar.

Otaknya yang brilian selalu bekerja untuk memajukan perusahaan dan menjadikannya sebagai perusahaan properti paling berpengaruh di China. Tak sampai setahun kemudian, ia memperoleh hadiah berupa hibah 58% saham dari sang ayah yang kala itu terserang sakit dan mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Amerika.
Hibah saham itu berlangsung ketika perusahaan properti ayahnya tersebut melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa saham Hong Kong. Banyak yang bertanya apakah itu artinya Huiyan yang akan menjadi pemimpin Country. Sang ayah pun mengangguk. “Anakku seorang wanita yang memiliki karakter halus, pekerja keras dan memiliki kualitas kepemimpinan. Dia akan membawa kemajuan bagi perusahaan ini,” kata sang ayah.
Asetnya musnah 80%
Ucapan sang ayah terbukti benar. Di bawah Huiyan, Country terus melebarkan sayapnya ke luar Guangdong. Dia mengubah dari pola manufaktur dengan manajemen pendekatan personal. Perubahan juga tercermin dalam desain budaya perusahaan. Januari lalu, Country berhasil mendapatkan lahan di pusat kota Wuhan, China. Huiyan menyebut, perusahaanya telah melampaui target penjualan 2013 pada bulan September.
Perkembang bisnis Country Garden melesat seiring laju pertumbuhan ekonomi China. Ini menempatkan Country dalam 12 pengembang top di China. Country Garden juga merambah ke sumber-sumber pendapatan lain, dengan menambah dari 17 hotel menjadi 29 yang telah beroperasi dan kebanyakan di bawah naungan merek Phoenix.

Saham Country Garden melejit 35% dipicu tingginya permintaan dari investor. Country Garden berhasil mencetak rekor sebagai IPO terbesar oleh developer China dengan menghimpun dana senilai US$ 1,66 miliar atau setara dengan Rp 18,26 triliun. Sejak saat itu, nama Huiyan langsung meledak di China dan meraih perhatian besar dari masyarakat.

Toh, tak hanya cerita keberhasilan saja yang dialami Huiyan. Pada 2008, saat terjadi krisis global, Country Garden juga mengalami imbasnya. Beberapa bisnis yang tengah dikembangkan jatuh. Huiyan pun merasakan betapa krisis global menyebabkan penyusutan drastis kekayaannya. Bahkan, perusahaannya mengalami kerugian dalam kontrak kerja dengan Merrill Lynch dengan total 740 juta yuan atau setara US$ 112,9 juta. Tak hanya itu, dia juga dituduh mendapatkan proyek-proyek konstruksi dengan cara ilegal.
Menurut majalah Forbes, krisis 2008 mengakibatkan aset Country Garden musnah sebesar 80% atau sekitar US$ 14 miliar (Rp 154 triliun). Meskipun begitu, Huiyan tetap kukuh menempatkan diri pada jajaran nomor 3 sebagai orang terkaya di China, sekaligus wanita muda terkaya di Asia dengan kekayaan senilai US$ 2,2 miliar (Rp 24,2 triliun).

Krisis itu tak membuat Huiyan patah arang. Dia segera bangkit dari keterpurukan dan menata kembali bisnisnya. Usahanya tak sia-sia. Akhir bulan lalu, dia mengabarkan kenaikan laba bersih 51% menjadi US$ 305 juta atau sekitar Rp 2,75 triliun. Kontrak penjualan meningkat 32% menjadi 23,2 miliar yuan atau Rp 30 triliun. Perolehannya melampaui target yang hanya 19 miliar yuan sumber

1 comment: